Latar Belakang
Pengukuran TKT secara kuantitatif dipandang penting untuk memberikan informasi "seobyektif mungkin" dan menciptakan "kesamaan" persepsi (atau membangun kesepahaman) antara berbagai pihak yang terlibat/berkepentingan dengan suatu teknologi yang dikembangkan. Ini juga tentu akan sangat penting (walau mungkin tidak dapat sepenuhnya menjamin kepastian) dalam menghilangkan atau mereduksi asimetri informasi terutama tentang teknologi yang baru atau sedang dikembangkan.
Di antara upaya yang dilakukan berkaitan dengan pengukuran TKT adalah yang dikembangkan oleh William Nolte beserta timnya di AFRL Amerika Serikat (Air Force Research Laboratory). Nolte (lihat misalnya Nolte, 2005) mengembangkan "kalkulator" penghitung tingkat kesiapan teknologi yang disebutnya the TRL Calculator. Alat ini merupakan piranti lunak untuk menerapkan konsep TKT/TRL NASA dalam program-program pengembangan teknologinya. Piranti lunak yang berbasiskan spreadsheet dari Microsoft Exel ini menghimpun beberapa pertanyaan baku terkait dengan program dan menampilkan TKT yang dicapai secara grafis. Piranti lunak ini cukup membantu dalam proses pengukuran (yang juga dapat dilakukan berulang) dalam menilai TKT. Selain memberi gambaran sesaat (snap shot) tentang status kematangan program pada waktu tertentu, ia juga dapat digunakan untuk mengevaluasi proses historis dari apa yang telah dilakukan dalam sutu program teknologi.
Keunggulan/Keunikan
Pengukuran TKT juga sangat penting dalam memahami bagaimana "status" teknologi pada saat tertentu dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya melalui agenda aksi dalam suatu perencanaan teknologi.
Standardisasi dan Sertifikasi
TKT merupakan alat ukur kemajuan teknologi yang pertama dilakukan oleh NASA, untuk Indonesia belum ada sertifikasi atau standardisasi.
Target Pengguna/ Karakteristik Pengguna
Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Kerjasama/Ruang Lingkup/Mitra
Biro Perencanaan Teknologi BPPT. Tahun 2006 di Jakarta.

Source:www.bppt.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar